New Post

Advertisement

Friday, 30 September 2016

3 Hikmah Setelah Ditimpa Ujian Hidup

Ada 3 hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup:

1. Berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi,

“Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya.” (HR. At Tirmidzi).

Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian yang diterima manusia adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Logikanya, seseorang yang menyanyangi orang lain itu akan sering memperhatikan orang yang disayanginya, pun dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah.

2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

“Adakah kalian mau bersabar?”. (QS. Al Furqon : 20).

Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar. Logikanya, dengan seringnya datang ujian meski awalnya sulit namun karena sudah terbiasa maka seiring berjalannya waktu kesulitan itu kan sirnah bahkan kita pun akan terbiasa menyelesaikan ujian-ujian yang datang kepada diri kita. Sehingga tentunya Allah membuat ujian hidup semata-mata ingin menaikan derajat hamba-Nya agar mencapai derajat sabar.

3. Melatih kita untuk belajar bersyukur.

Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT :

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7).

Wallahu’alam

Sumber : Line Account Muslim Terbaik

Thursday, 29 September 2016

WANITA DENGAN WEWANGIAN KETIKA KELUAR RUMAH

Kebiasaan wanita yang keluar rumah dengan wewangian agar mempesona pria-pria yang di dekatnya amatlah berbahaya. Karena penampilan semacam ini dapat menggoda para pria, sewaktu-waktu pun mereka bisa menakali si wanita. Namun banyak wanita muslimah yang tidak menyadari hal ini meskipun mereka berjilbab yang sesuai perintah.

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, “Dianalogikan dengan minyak wangi (yang terlarang dipakai oleh muslimah ketika hendak keluar rumah) segala hal yang semisal dengan minyak wangi (sabun wangi dan lain-lain, pent.) karena penyebab dilarangnya wanita memakai minyak wangi adalah adanya sesuatu yang menggerakkan dan membangkitkan syahwat.” (Fathul Bari, 2: 349)

Al Haitsami dalam Az Zawajir (2: 37) berkata bahwa keluarnya wanita dari rumahnya dengan mengenakan wewangian sambil berhias diri termasuk dosa besar, meskipun suami mengizinkannya berpenampilan seperti itu.

Itulah larangan ketika keluar rumah bagi wanita. Sedangkan di dalam rumahnya, di hadapan suaminya terutama, berbau wangi malah dianjurkan. Karena setiap wanita yang menyenangkan hati suami dipuji dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Bila menggunakan wewangian hanya sebatas agar tidak berbau insya Allah masih diperbolehkan.

Wallahu a'lam

Sumber: Line Account Muslim Terbaik

Analogi Pohon dan Tulang dalam Al-Qur’an



DALAM Al-Quran terdapat banyak rahasia-rahasia tersembunyi yang tidak akan diketahui kecuali dengan merenungkan Kitab yang agung ini. Semua ayat-ayat suci saling berkaitan satu sama lain membentuk sebuah struktur bahasa yang sempurna, dan hal ini yang ingin kami ungkapkan melalui teks Al-Quran berikut:

“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’ (78), Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk(79), yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu’(80)(QS. Yasin: 78-80).

Terdapat sebuah keyakinan yang mengingkari adanya kebangkitan manusia setelah mati, dan mengatakan bahwa manusia akan binasa dan berubah menjadi tanah serta tulang belulang lalu mengalami pembusukan dan kebinasaan maka inilah akhir riwayat hidup. Demikian Allah Swt menaggapai orang-orang seperti itu dengan berfirman : ”

Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama …”.

Ayat ini merupakan bukti awal bahwa yang menciptakan tulang-belulang ini tanpa bahan dasar, sangat mudah baginya untuk membangunnya kembali dari awal.

Seorang arsitektur yang membangun menara dari bahan baku tidak diragukan lagi dapat membangunnya kembali jika rusak. Jika hal ini sangat mungkin dilakukan oleh manusia, bagaimana halnya dengan Sang Pencipta Manusia yang Maha Kuasa ?!



Bagian yang diperbesar pada tulang alami yang menunjukkan pori-pori (spasi) yang mirip dengan pori-pori kayu, dan kenyataan kita sekarang dapat melihat dan menyaksikan pembentukan tulang pada Embrio dari elemen dasar, yang tulang-tulang ini dapat direkonstruksi dari unsur yang sama dan sesuai, dan ini menjadi bukti ilmiah bahwa terdapat kemungkinan untuk menghidupkan kembali orang mati melalui kuasa Sang pencipta Maha Esa.

Bukti kedua yang Allah Swt perlihatkan sebagai contoh dari dunia pohon yang kita lihat setiap hari sejak Dia Berfirman :“… yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau..”

Dia-lah yang mengatur pepohonan dan tumbu-tumbuhan pada setiap kondisinya setelah mengalami kerusakan dan kehancuran lalu tengelam dalam Bumi dan remuk hingga tidak tersisa darinya komponen-komponen yang dapat disebutkan lagi….

Dia-lah yang membiarkannya mengalami proses pematangan dan perubahan menjadi minyak bumi, gas dan batu bara…..yang kesemuaannya ini bisa kita manfaatkan sebagai bahan bakar untuk pemanasan, industri, dan teransportasi…

Dia-lah yang menciptakan kondisi dan hukum-hukum yang menjamin Rekonstruksi kehidupan alam pepohonan dalam bentuk bahan bakar…

hanya Dia-lah yang mampu mengembalikan kehidupan manusia dengan kondisi yang baru setelah mengalami kematian dan kemusnahan !!

Dan menjadi pertanyaan sekarang: Mengapa Allah Swt mengambil perumpamaan dengan hal ini dan apakah keterkaitan antara tulang dan pohon ?? Pada gagasan pertama mungkin kita akan mengira tidak ada keterkaitan antara keduanya, tetapi penemuan terbaru menegaskan adanya hubungan keserupaan antara pembentukan tulanga dan  pohon dengan cara yang tidak akan terbayangkan dalam pikiran  manusia tanpa mengetahui terlebih dahulu  penemuaan baru ini.

Penemuan Baru

Para Ilmuwan Italia dari pusat penelitian di Florence University telah mengetahui proses membuatan tulang kayu dari beberapa batang pohon. Dan hal ini sangat cocok dijadikan sebagai bahan alternatif baru untuk tulang yang patah akibat kecelakaan atau kanker!



Diperoleh lewat sinar X (rontgen), Gambar kerangka manusia yang mengalami kekeroposan dan penyakit kangker, dan para ilmuwan berupayah mendapatkan metode pembuatan tulang dan terakhir mereka menemukan bahwa kayu pohon merupakan elemen yang cocok untuk itu.

Dan penemuan baru ini terus dikembangkan hingga dapat menghasilkan kayu berdaya tahan dan solid sehingga hampir menyerupai sifat-sifat tulang manusi. Seorang peneliti “Anna Tampieri”(ketua badan penelitian) mengatakan: Pembuatan tulang (kayu) dapat dihasilkan memalui metode pemanasan secara berkali-kali dan memerlukan daya tekanan tinggi untuk mengubah komposisi kimia dengan menambahkan kalsium dan fosfat ke dalamnya sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan lama seperti tulang asli, maka diperlukan cara tertentu untuk membuat struktur internal yang sama pada tulang manusia.



Gambar yang diperbesar dari bagian kayu, dan tercatat bahwa (kayu) itu mengandung pori-pori dan ruang yang mirip dengan struktur tulang, dan keserupaan ini membuat para Ilmuawan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai  pembutan tulang dari unsur ini.



Tulang buatan dari batang pohon setelah mengalami pemanasan dan pencampuran beberapa bahan kimia, menghasilkan tulang yang serupa dengan tulang Asli tetapi tampak tak hidup! Seperti yang dilansir dalam Journal Materials Chemistry, majalah yang mengulas masalah unsur-unsur Kimia.



Peneliti “Tampieri” mengatakan bahwa lubang-lubang dan cela-cela yang terbentuk dalam tulang buatan akan mempermudah aliran darah, saraf, dan bagian-bagian lain dari tulang Asli ke (tulang) pengganti baru yang terbebes dari bahan-bahan buatan dan kemampuanya menanggung berat badan.

Sisi Keajaibannya

Pembuatan tulang dari batang pohon adalah sesuatu yang baru yang tidak pernah diketahui pada Zaman turunnya Al-Quran. Oleh karena itu Al-Quran mengunakan pohon sebagai Analogi dalam proses kebangkitan Tulang-tulang yang telah hancur lebur, supaya menjadi implikasi adanya hubungan antara tulang dan pohon, tetapi tulang ciptaan Allah Swt lebih unggul dengan adanya karismatik Ruh dalamnya, Dimana sangat kontra dangan tulang buatan manusia yang hampa tak bernyawa.

Hal kedua, bahwa Allah Swt mengunakan Fakta-fakta ilmiah untuk membuktikan kebenaran Kitab dan Janji-Nya, maka bagi yang mengingkari adanaya rekonstruksi penciptaan tulang perlu bukti Ilmiah yang membenarkan gagasan tersebut sebab memungkinkan bagi manusia sanggup membuat tulang dari unsur pohon, dan sudah jelas bahw Allah Swt dengan keagungan-Nya pasti lebih mampu atas hamba-hambaNya untuk mengembalikan pembuatan dan penciptaan tulang-belulang ini.

Hal ketiga, bahwa Allah Swt menunjukkan adanya energi dalam pepohonan, energi ini berupa panas yang Allah Swt simpan dalamnya, yang terus bertahan selama beribu tahu, dan disebebkan Faktor-faktor alam pepohonan itu berubah menjadi batu bara, gas alami, dan minyak…

Penemuan baru ini telah terungkap dalam Al-Quran dengan Isyarat yang halus melalui kata: (Api), karena kita tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya alam seperti minyak dan gas setelah memalui peroses pembakaran sehingga menjadi api, dan dengan demikian menghasilkan energi mekanik dan listrik dari api ini. Jika Allah Swt mengatakan bahwa pohon akan berubah menjadi minyak, maka Ummat Muhammad Terdahulu (sebelu adanya geknologi) tidak akan mengerti tentang hal tersebut, tetapai Allah Swt mengunakan kata Api agar dapat dipahami sepanjang Zaman walau ilmu pengetahuan telah berkembang…Maka segala puji bagi Allah Swt !

Sumber : https://www.islampos.com

Diterjemahkan oleh: Khairul Amri H
dari situs Arab: http://www.kaheel7.com/ar/index.php/2010-02-02-22-17-58/339-2011-01-06-23-18-17
Referensi:
New Artificial Bone Made of Wood, http://news.discovery.com/ Aug 10, 2009

Turning wood into bones, http://news.bbc.co.uk/2/hi/8446637.stm , 8 January 2010

Analogi Alasan Mengapa Umat Islam Menghadap Ka'bah Untuk Menyembah Allah



Inilah Jawaban yang Logis, mengapa umat islam menghadap ka'bah untuk menyembah Allah. Silahkan simak percakapan si A dengan seorang ustadz berikut.
Percakapan Si A dengan seorang ustadz..
Si A : mengapa orang Islam menyembah kotak hitam?
Ustadz : salah tu bro.
Umat Islam ga menyembah kotak hitam, tapi menyembah Allah.

Si A : bukankah orang Islam sembahyang menghadap Ka'bah, satu kotak yang berwarna hitam? Apakah Allah itu ada di dalam Ka'bah?

Belum sempat sang ustadz menjawab, terdengar handphone nya si A berbunyi. Si A menjawab panggilan teleponnya, sementaran sang ustadz dengan sabar menanti. Setelah si A selesai menjawab panggilan di handphone nya, dia memandang sang ustadz. Sang ustadz tersenyum.

Si A : mengapa tersenyum? Apa jawaban dari pertanyaan saya tadi?
Ustadz : hmm..perlukah saya menjawab pertanyaanmu?

Si A : ah, pasti kau tidak bisa menjawab bukan? [tertawa]
Ustadz : bukan itu maksud saya. Tapi saya mencoba menggunakan teori yang kau gunakan untuk membuat pertanyaan yang kau ajukan padaku. Saya melihat kau kurang menyadarinya..

Si A : mengapa kau bicara begitu?
Ustadz : tadi saya lihat kau bicara sendiri, ketawa dan tersenyum sendiri. Dan kau mencium HP itu sambil bicara "I love u mom"...

Si A : saya tidak bicara sendiri. Saya bicara dengan istri saya. Dia yang telfon saya tadi.
Ustadz : mana istrimu? Saya tak melihatnya..

Si A : istri saya di Tuban. Dia telfon saya, saya jawab menggunakan telfon. Apa masalahnya? [nada marah]
Ustadz : boleh saya lihat HP kamu?

Si A mengulurkan HPnya kepada sang ustadz.
Sang ustadz menerimanya, lalu membolak-balikan HP itu,
menggoncang-goncangnya,
mengetuk-ngetukHP tersebut ke meja.
Lantas sang ustadz menghempaskannya sekuat tenaga ke lantai.. PRAKKK..PECAH..Muka si A merah menahan marah. Sementara sang ustadz menatapnya sambil tersenyum..

Ustadz : mana istrimu? Saya lihat dia tidak ada disini. Saya pecahkan HP ini pun istrimu tetap tak terlihat di dalamnya?

Si A : mengapa kau bodoh sekali? Teknologi sudah maju. Kita bisa berbicara jarak jauh menggunakan telfon.
Apa kau tak bisa menggunakan otakmu? [jegerrr marahnya bro]
Ustadz : Alhamdulillah [senyum]. Begitu juga halnya dengan Allah SWT.
Umat Islam sembahyang menghadap Ka'bah bukan berarti umat Islam menyembah Ka'bah.
Tetapi umat Islam sembahyang atas arahan Allah. Allah mengarahkan umat Islam untuk sembahyang menghadap Ka'bah juga bukan berarti Allah ada di dalam Ka'bah.
Begitu juga dengan dirimu dan istrimu.

Istrimu menelfon menggunakan HP,
ini bukan berarti istrimu ada di dalam HP.
Dalam setiap komunikasi ada komponen dan hal yang perlu dan wajib diperhatikan agar tercipta jalur komunikasi yang sesuai, kalau ingin bicara lewat telfon harus mempunyai pulsa, signal yang kuat, tekan nomor yang tepat, barulah akan tersambung dan kau bisa berbicara melalu HP meski istrimu tak ada di dalamnya.

Si A : [melongo]

Sumber : Pulsk.com

GOLONGAN YANG SELAMAT

Bagaimana anda dapat selamat dari 72 golongan (yang diancam masuk neraka), sehingga anda termasuk golongan yang selamat (Al-Firqah An-Naajiyah)? Imam Abdullah bin Al-Mubaarak berkata: "Pokok dari 72 golongan bersumber kepada 4 golongan, dari keempat golongan inilah bercabang menjadi 72 golongan :
Qadariyyah
Murji-ah
Syi'ah
Khawarij

Barangsiapa mengedepankan (mengutamakan) Abu Bakr, kemudian 'Umar, kemudian 'Utsman, kemudian 'Ali di atas para shahabat rasulullah shallallahu 'alaih wa sallam yang lain, dan tidak berbicara tentang mereka semua (para shahabat) kecuali dengan kebaikan serta mendo'akan mereka, maka dia telah terbebas dari SYI'AH dari awal hingga akhir.

Barangsiapa mengatakan: "Iman itu perkataan & perbuatan, bertambah & berkurang", maka dia telah terbebas dari MURJI-AH dari awal hingga akhir.
Barangsiapa mengatakan: "(Sah-nya) shalat (bermakmum) di belakang setiap orang baik dan orang jahat, berjihad bersama setiap khalifah, tidak memandang (bolehnya) menentang penguasa dengan senjata, serta mendo'akan mereka dengan kebaikan", maka dia telah terbebas dari KHAWARIJ dari awal hingga akhir.

Dan barangsiapa mengatakan: "Semua taqdir berasal dari Allah 'azza wa jalla, yang baik atau yang buruk, Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki & member petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki", maka dia telah terbebas dari QADARIYYAH dari awal hingga akhir.

Dan dia adalah seorang AHLUSSUNNAH (Kitab "Syarh As-Sunnah", Al-Imaam Al-Barbahaarii)

Semoga renungan ini bermanfaat..

Sumber: Line Account Muslim Terbaik

Wednesday, 28 September 2016

PUJIAN DAN CELAAN TIDAK AKAN MERUBAH HAKEKAT DIRIMU DI HADAPAN ALLAH


Untuk apa engkau ujub dan bangga dengan pujian manusia…
Apakah pujian tersebut akan merubah hakekatmu….?
Sedikitpun tidak akan mengangkat derajatmu di sisi Allah…., jika memang engkau rendah di sisi Allah

Buat apa pula engkau terlalu bersedih dengan celaan karena penilaian manusia…?
Toh celaan tersebut tak akan merendahkanmu di sisi Allah jika memang engkau mulia di sisi-Nya

Carilah keridoan Allah…
jangan pernah mencari keridoan manusia…

Bagaimanapun engkau dipuji orang pasti ada orang lain yang mencelamu…  Bagaimanapun engkau dicela pasti ada saja yang sayang dan memujimu…

Ingatlah perkataan Imam Asy-Syafii rahimahullah

رضا الناس غاية لا تدرك

“Keridoan manusia adalah tujuan yang tidak akan pernah tercapai”

Semoga renungan ini bermanfaat..

Sumber: Line Account Muslim Terbaik

Tuesday, 27 September 2016

KISAH RASULULLAH MENCIUM TANGAN TUKANG BATU

Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba di Madinah dari peperangan Tabuk, melawan bangsa
Romawi bersama para sahabatnya. Hampir seluruh sahabat mengikuti peperangan itu, kecuali mereka yang
berhalangan seperti faktor usia dan sebagainya.
Ketika mendekati kota Madinah, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu di salah satu sudut
jalan. Ketika itu Rasulullah melihat tangan tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-
hitaman seperti terpanggang matahari.
Rasulullah kemudian bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan
batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena
itulah tangan saya kasar.”
Mendengar jawaban itu Rasulullah segera menggenggam tangan si tukang batu. Sesaat kemudian,
Rasulullah mencium telapak tangan yang melepuh tersebut seraya bersabda , “Hadzihi yadun la
tamatsaha narun abada”,
“Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.” Sebagai catatan,
Rasulullah tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja
atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah
dicium oleh Rasulullah.
Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan
kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras. .
Semoga renungan ini bermanfaat..
Sumber : Line Account Muslim Terbaik

Profesor Atheis ini Masuk Islam Lantaran Kalah Melawan Quran

Profesor Atheis ini Masuk Islam Lantaran Kalah Melawan Quran

SIKAP kritisnya terhadap logika keberadaan Tuhan membawanyanya pada atheisme di usia remaja. Namun, kekalahan logikanya oleh Alquran sepuluh tahun kemudian membimbing profesor Matematika ini pada Islam, agama yang pernah hadir dalam mimpinya.

***

"Ayah, apakah surga itu benar-benar ada?" Jeffrey Lang kecil bertanya kepada ayahnya saat berjalan-jalan bersama anjing peliharaannya di pantai, sekitar 50 tahun lalu.

Kini, Jeffrey adalah seorang profesor Matematika yang memperoleh gelar master dan doktor dari Purdue University, West Lafayette, Indiana pada 1981. Pertanyaan yang pernah dilontarkannya saat masih kanak-kanak itu kini terjawab sudah. Dosen dan peneliti di Universitas Kansas Amerika Serikat ini menemukannya dalam Islam, 32 tahun lalu.

Lahir pada 30 Januari 1954 di Bridgeport, Connecticut, Jeffrey dibesarkan di tengah keluarga dan lingkungan Katolik Roma. Selama 18 tahun pertama dalam hidupnya, ia belajar di sekolah-sekolah Katolik, di mana ia bertemu pendeta dan teman-teman dari latar belakang agama yang sama.

Hidup di lingkungan Katolik tak begitu saja menjadikan Jeffrey seorang pemeluk agama yang taat. Sikap kritis yang dimilikinya sejak kecil justru menjauhkannya dari agama keluarganya itu. Diskusi-diskusi yang dibangunnya dengan orang tua, pendeta sekolah, dan teman-teman sekolahnya tak pernah berhasil menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Tuhan.

“Pada masa itu, aku sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara politik, sosial, maupun keagamaan. Aku bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan untuk memperdebatkan hal itu, termasuk dengan pemuka gereja Katolik,’’ tulisnya dalam salah satu buku tentang perjalanannya menemukan Islam.

Menjelang kelulusannya dari sekolah Notre Dam Boys High, saat usianya 18 tahun, Jeffrey merasa kebuntuan logika tentang Tuhan hanya menyisakan satu pilihan baginya; menjadi atheis. Sang ayah yang marah dengan pilihan Jeffrey berkata, "Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey."

Ucapan ayahnya benar-benar terjadi. Jeffrey tertunduk dan bersimpuh di hadapan Tuhan pada suatu malam, dalam sebuah mimpi.

Dalam mimpinya, Jeffrey berada di dalam sebuah ruangan kecil yang tenang dan hening. “Tak ada perabot apapun, tidak juga hiasan apapun di dindingnya yang berwarna putih keabuan. Hanya ada karpet bermotif dengan warna dominan merah dan putih menutupi lantai ruangan,” katanya.

Jeffrey menambahkan, dirinya tak sendiri di dalam ruangan itu. Ia dan beberapa orang lainnya berada dalam beberapa barisan. “Aku ada di barisan ketiga. Tak ada perempuan di sana, hanya laki-laki. Kami semua duduk di atas tumit-tumit kami, menghadap sebuah jendela kecil yang membawa cahaya yang terang benderang ke dalam ruangan.”

Jeffrey merasa asing karena tak mengenal siapapun, namun melakukan gerakan ruku’ dan sujud bersama dan seirama. “Tenang sekali, seolah seluruh suara dimatikan,” katanya. Masih dalam mimpinya, di tengah keheningan itu, Jeffrey tersadar bahwa mereka dipimpin seseorang yang berdiri paling depan di bagian tengah ruangan. “Ia berada di sisi kiriku, tepat di tengah ruangan, terpisah dari barisan.”

“Aku hanya sempat melihatnya sekilas, pria itu memakai jubah panjang putih. Di kepalanya terdapat sebuah kain putih dengan motif merah. Saat itulah aku terbangun dari mimpiku.”

Mimpi itu berulang kali menghampiri Jeffrey di sepanjang 10 tahun kehidupan tanpa Tuhan yang dijalaninya. Karena sama sekali tak mengerti, Jeffrey mengabaikannya. Hanya saja, satu hal yang tak dilupakan Jeffrey, “Aku selalu merasa nyaman setiap terbangun dari mimpi aneh itu.”

***

Sepuluh tahun kemudian, di hari pertamanya mengajar di University of San Fransisco, Jeffrey bertemu seorang mahasiswa Muslim di kelas Matematika yang diampunya. Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Jeffrey telah menjalin pertemanan dengan mahasiswa Muslim itu, juga keluarganya. Keduanya sering berbincang dan berdiskusi, namun tak pernah membahas soal agama.

Hingga pada suatu waktu, salah seorang keluarga mahasiswa Muslim itu memberi Jeffrey sebuah salinan Alquran. Karena tak sedang mencari agama, dan sebagai seorang ateis, Jeffrey membacanya dengan berbagai prasangka di otaknya.

Jeffrey pun segera terlibat dalam apa yang disebutnya pergulatan. “Alquran menyerangku secara langsung dan personal, mengkritik, mempermalukan, dan menantangku.

Sejak awal, kitab itu menorehkan garis peperangan, dan aku berada di wilayah yang berseberangan,” katanya.

“Anda tidak bisa hanya membaca Alquran. Tidak akan bisa jika Anda melakukannya dengan serius. Pilihannya (ketika Anda membaca Alquran) adalah, pertama, Anda telah menyerah padanya atau, kedua, Anda menantangnya.”

Jeffrey kewalahan. Ia kebingungan. “Aku menderita kekalahan parah. Karena saat membacanya, sangat jelas kurasakan bahwa Penulisnya (Allah SWT) mengetahui tentangku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri,” ujarnya takjub.

Ketakjuban itu bertambah. Ketika Jeffrey memunculkan pertanyaan dan sanggahan baru dalam otaknya setiap selesai membaca Alquran hingga bagian tertentu, ia segera memperoleh jawabannya saat meneruskan bacaannya. “Seolah Penulis kitab itu membaca pikiranku.”

“Alquran selalu berada jauh di depan pemikiranku. Ia menghapus rintangan yang telah kubangun bertahun-tahun lalu dan menjawab semua pertanyaanku,” katanya. Semakin keras ia mencoba melawan dengan sanggahan dan pertanyaan, semakin jelas ia memperoleh kekalahan dalam pergulatan itu. “Aku dituntun ke sebuah sudut di mana hanya ada satu pilihan.”

***

Tahun 1982, Jeffrey mendapati sejumlah kecil mahasiswa Muslim memanfaatkan sebuah ruangan kecil di basement gereja untuk shalat. Ia memberanikan diri mengunjungi tempat itu pada suatu hari. Setelah beberapa jam di ruangan kecil itu, Jeffrey keluar dengan sebuah identitas baru; Muslim.

Ia telah bersyahadat di sana, beberapa saat menjelang tengah hari. Memasuki waktu Dzuhur ia berbaur dan berdiri dalam barisan bersama para mahasiswa, dipimpin seorang bernama Ghassan. Jeffrey menunaikan shalat pertamanya.

Jeffrey terlarut dalam setiap gerakan shalat yang diikutinya. Saat menyelesaikan gerakan sujud dan melakukan duduk iftirasy, Jeffrey melihat ke arah depan dan melihat Ghassan. “Ia berada di sisi kiriku, di tengah-tengah di depan sana, di bawah jendela yang menghujani ruangan dengan cahaya. Ia terpisah dari barisan, mengenakan jubah putih, dengan selendang putih bermotif merah di kepalanya.”

“Mimpi itu!,” teriaknya dalam hati. Setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa ia tak sedang bermimpi, Jeffrey disergap rasa hangat yang mendamaikan hatinya.

Ia berlutut dengan kening menyentuh lantai. Bagian tertinggi raganya yang penuh dengan berbagai pengetahuan dan intelektualitas berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT. Pipi Jeffrey basah oleh air mata.


Readmore: http://www.atjehcyber.net/2012/05/profesor-atheis-ini-memeluk-islam.html#ixzz4LS3EHH00
Sumber: @atjehcyber | fb.com/atjehcyberID

PRIBADI YANG SELALU BERSYUKUR

Assalamualaikim,selamat pagi sahabat,salam santun dari ana,,dan selamat beraktifitas ya,,,salam jum'at mubarak,,semoga hri ini yg pling berkah dri hri2 yg lain,,,,aamin

Pernah merasa paling cantik?
Pernah merasa paling tampan?
Pernah merasa paling sempurna?

mmm apa yang cantik/tampan itu hidungnya harus selalu mancung?
Kulitnya putih? atau punya postur tubuh yang oke ???
Terus sisanya Gmana?
Jadi yang berhidung pesek,yang warna kulitnya hitam, pun yang postur tubuhnya biasa aja itu disebut jelek?

Memangnya seseorang yang dikatakan cantik atau tampan disini menurut pandangan siapa sahabat?
Pandangan manusia kah? atau pandangan Allah kah? :)

Apakah cantik atau tampan faras kita menjamin di mata Allah?
Bukankah yang membedakan seorang hamba di mata Allah adalah iman & taqwanya?
Bukan ke elokan faras apalagi fisik belaka? Benar begitu sahabat? :)

Dari pada terus menerus mencari perhatian agar dapat pujian yang mungkin sewaktu-waktu dapat lenyap oleh zaman,

Yuk! Lebih baik jadi secantik-cantiknya wanita & setampan-tampannya pria, yang selalu bersyukur atas setiap nikmat yang Allah berikan
Yang menerima kekurangan diri & menghargai atas keadaan seseorang juga ciptaan Allah yang lainnya.

Karena Allah tidak pernah melakukan pun menciptakan hal yg sia-sia
Tak usah susah payah repot mencari perhatian manusia, lebih baik menjadi sendiri yang mensyukuri segala ketetapan-Nya.

Semoga kita semua termasuk kedalam golongan hamba-Nya yang selalu bersyukur dan terhindar dari sifat kufur.
Aamiiin :)

Semoga bermanfaat..

Sumber: Line Account Muslim Terbaik

Kriteria Wanita Cantik Menurut al-Quran dan Sunnah


1. Sentiasa menjaga pandangan agar kelihatan sopan dan terpuji (surah an-Nuur 24:31)
2. Tidak bergaul bebas dengan kaum laki2 non mahram, kecantikan dipelihara tanpa dipertontonkan (HR. Bukhari)
3. Pembawaan diri sopan, tegas, dan bersahaja. (Surah al-Qoshos: 25)
4. Senantiasa bercakap dengan nada suara tidak di manja2kan dan tidak dilembut2kan (surah al-Ahzab: 32)
5. Menjauh gaya tabarruj, penggayaan diri yg mengganggu fitnah lelaki hingga menarik kepada dirinya (surah al-Ahzab: 33)
6. Berpakaian membawa identitas wanita mukminah (surah al-Ahzab: 59)
7. Senantiasa bersih dan berbau segar. Tidak memakai parfum (HR. Bukhari)
8. Tidak mengubah ciptaan Allah seperti pembedahan plastik, membuat tato, mencukur alis, dan sebagainya. (Surah an-Nisa: 19, hadits bukhari, muslim, abu daud, dan at-thirmidhi)
9. Tidak meniru penampilan kaum lelaki dari cara berpakaian, bercakap serta pembawaan diri (HR. Ibnu Abbas)
Yuk tag teman2 Muslimah yang lain. Saling mengingatkan yaa. Semoga bermanfaat
Sumber: dakwah islam

Semoga renungan ini bermanfaat..

Sumber: Line Account Muslim Terbaik

Friday, 16 September 2016

Kisah Islami: Jangan Remehkan Anak Muda

[Jangan Remehkan Anak Muda]
Umar bin Khattab radhiallahu’anhu seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsuatu hari pernah membawa Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma yang juga sahabat Rasulullah yang saat itu masih muda, ke perkumpulan orang-orang tua yang pernah ikut perang Badar.
Orang-orang tua ini berkata kepada Umar, “Kenapa kau bawa anak kecil ini? di rumah kita juga ada”. Umar menjawab, “Yaa, begitulah”.
Sampai satu saat Umar bin Khattab sengaja mengumpulkan orang-orang tua tersebut dan turut mengundang pula Ibnu Abbas. Umar bertanya kepada orang-orang tua tersebut, “Apa komentar kalian tentang ayat,
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An Nashr: 1-3)?
Sebagian orang-orang tua itu menjawab, “Allah menyuruh kita untuk memuji dan minta ampun kepada-Nya ketiak datang pertolongan Allah”. Sebagian lainnya diam saja.
Kemudian Umar bin Khattab bertanya kepada Ibnu Abbas, “Benar begitu Ibnu Abbas?”. Ibnu Abbas menjawab, “Tidak!”. Umar menyahut, “Lantas bagaimana?”.
Ibnu Abbas menjawab, “Ayat itu adalah sinyalemen tentang dekatnya kematian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Allah memberitahunya dengan ayatnya, “Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan’, itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu Muhammad, oleh karena itu “Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.”
Umar mengatakan, “Nah, ini tafsir yang saya tahu”.
Jadi, jangan remehkan anak muda, lihat bagaimana Ibnu Abbas muda punya ilmu yang tidak ada pada orang-orang tua. Tapi, perlu diingat pula, anak muda jangan belagu “petantang petenteng”, lihat bagaimana Ibnu Abbas muda tidak mau “pamer” ilmu kecuali setelah ditanya oleh Umar bin Khattab.
Mudah-mudahan renungan ini bisa mengingatkan kita semua.
Sumber: line account Muslim Terbaik

Kemudahan Yang Allah Berikan didalam Agama Islam

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,amma ba’du:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya agama (Islam) mudah, tidak ada seorang pun yang hendak menyusahkan agama (Islam) kecuali ia akan kalah. Maka bersikap luruslah, mendekatlah, berbahagialah dan manfaatkanlah waktu pagi, sore dan ketika sebagian malam tiba” (HR. Bukhari, dan pada sebuah lafaz Bukhari disebutkan, “Sederhanalah, sederhanalah niscaya kalian akan sampai“)

Syarh/Penjelasan:
Demikianlah agama Islam. Ia adalah agama yang mudah, baik dalam akidah maupun amalan. Akidah Islam mudah dicerna oleh akal pikiran, seperti tentang keesaan Allah, keberhakan-Nya untuk diibadahi karena Dia sebagai Pencipta alama semesta, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang yang setara dengan-Nya (lihat surat Al Ikhlas), berbeda dengan keyakinan trinitas yang dianut orang-orang Nasrani dan penuhanan makhluk yang keadaannya lebih lemah daripada penyembahnya seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Demikian pula dalam amalan, syariat Islam seluruhnya mudah, bahkan kewajiban menjadi gugur ketika seseorang tidak mampu melaksanakannya. Bahkan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mempraktekkannya dalam keseharian adalah hal yang mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Faidah Hadits:
1. Seluruh ajaran Islam mudah, baik akidah maupun amalan.
2. Kesulitan mendatangkan kemudahan.
3. Jika kita tidak dapat mengejar semua, maka jangan tinggalkan sebagian besarnya.
4. Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan, maka kerjakanlah sesuai kemampuan kita.
5. Memberikan semangat orang-orang yang beramal serta memberikan kabar gembira kepada mereka dengan kebaikan dan pahala yang akan diperoleh dari mengerjakan suatu amalan.
6. Jalan yang perlu dilalui dalam mengadakan perjalanan menuju Allah Subhaanhu wa Ta’ala.

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Semoga renungan ini bisa mengingatkan kita semua.

Sumber: line account Muslim Terbaik

Kisah Mengharukan Tetes Air Mata "Ibu Buta Yang Memalukanku"


Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu.
Aku sangat malu, benar-benar

Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung cerminan pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana.

Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu.

Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu.
Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan cerminanbangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku.

Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura.

Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu.

10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang.

Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku.

Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT”

Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah.

Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri.

Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini.

Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk cerminan pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya.

Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu”

“OH…”

Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu”

Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu.

Untuk anakku yang sangat Aku cintai,

Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu.

Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut.

Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas.

Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu.

Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu.

Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.

Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu.

Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku.
Peluk cium dari Ibumu tercinta

Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri….

Sumber : Pulsk.com

Thursday, 15 September 2016

TAHAPAN-TAHAPAN KEJADIAN HARI KIAMAT:

Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalus Syaikh rahimahullah menyatakan:

Ini adalah (pembahasan) permasalahan tentang urut-urutan perkara-perkara yang terjadi pada hari kiamat. Ini adalah perkara yang penting. Karena sesungguhnya hal-hal yang terjadi pada hari kiamat berdasarkan alQuran dan Sunnah sangat banyak. Seperti yang disebutkan tentang berdirinya manusia, telaga, timbangan, lembaran-lembaran (catatan amal), hisab, al-Ardl (penampakan amal), membaca (catatan amal), bertebarannya lembaran-lembaran (catatan amal), kitab, ash-Shirath, kegelapan, dan hal-hal yang bermacam-macam. Bagaimanakah urut-urutannya?

📚🔍Pendapat yang nampak (benar) dan disetujui oleh para Ulama Muhaqqiqun (para peneliti) bahwa urut-urutan kejadian pada hari kiamat adalah sebagai berikut:

☑Pertama: Ketika manusia dibangkitkan dan mereka berdiri dari kubur mereka, mereka pergi ke bumi Mahsyar. Kemudian mereka berdiri di bumi Mahsyar sangat lama. Keadaan mereka sangat menderita dan kehausan. Mereka mengalami ketakutan yang sangat karena demikian lamanya masa berdiri dan keyakinan mereka akan adanya hisab (perhitungan amal) dan apa yang akan Allah berikan balasan untuk mereka.

☑Kedua: Pada saat lama berdiri, Allah Azza Wa Jalla mengangkatkan untuk Nabi-Nya (Muhammad) shollallahu alaihi wasallam pertama kali telaga beliau yang akan didatangi (umatnya). Sehingga telaga Nabi shollallahu alaihi wasallam berada di pelataran kiamat ketika sudah sangat lama masa berdiri (manusia di hadapan) Rabb semesta alam pada hari yang kadarnya adalah 50 ribu tahun.

Barangsiapa yang meninggal di atas Sunnah beliau, tanpa merubah, mengada-adakan dan tidak mengganti, akan mendatangi telaga itu dan mendapatkan minum darinya. Sehingga permulaan keamanan baginya adalah mendapatkan minuman dari telaga Nabi kita shollallahu alaihi wasallam. Kemudian setelahnya, untuk setiap Nabi diangkat telaganya, sehingga orang-orang sholih yang menjadi umatnya bisa minum.

☑Ketiga: Kemudian manusia berdiri sangat lama. Kemudian terjadilah asy-Syafaaatul Udzhmaa syafaat Nabi shollallahu alaihi wasallam- yaitu Allah Azza Wa Jalla menyegerakan hisab bagi para makhluk dalam hadits panjang yang sudah dikenal: bahwa mereka meminta kepada Adam kemudian Nuh kemudian Ibrahim dan seterusnya. Kemudian mereka datang kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam dan berkata: Wahai Muhammad, mereka menyebutkan keadaan mereka dan hendaknya manusia berlindung dari kesengsaraan (waktu itu) dengan disegerakannya hisab. Maka Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda setelah permintaan mereka: Berikanlah syafaat untuk kami di sisi Rabbmu. Nabi bersabda: Akulah yang berhak demikian, akulah yang berhak demikian.

Kemudian beliau mendatangi Arsy, kemudian tersungkur (sujud) memuji Allah Azza Wa Jalla dengan pujian-pujian yang dibukakan (diwahyukan) oleh Allah Azza Wa Jalla untuk beliau. Kemudian dikatakan kepada beliau: Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, engkau akan diberi. Berikan syafaat, niscaya engkau akan diizinkan memberi syafaat. Jadilah hal itu merupakan syafaat yang terbesar dalam menyegerakan (pelaksanaan) hisab

☑Keempat: Kemudian terjadi al-Ardl (penampakan) amalan-amalan.

☑Kelima: Setelah al-Ardl adalah hisab

☑Keenam: Setelah hisab yang pertama, bertebaranlah lembaran-lembaran (catatan amal).

Hisab yang pertama berada dalam bagian al-Ardl, karena di dalamnya terdapat perdebatan dan penyampaian udzur-udzur (alasan). Kemudian setelah itu bertebaranlah lembaran-lembaran (catatan amal). Ahlul Yamiin mengambil kitab (catatan amal) mereka dengan tangan kanan.

Sedangkan Ahlusy Syimaal mengambil kitab mereka dengan tangan kiri mereka, kemudian pembacaan kitab (catatan amal itu).

☑Ketujuh: Kemudian setelah membaca kitab (catatan amal) terdapat hisab juga untuk menepis alasan-alasan dan penegakan hujjah dengan membaca isi kitab-kitab (catatan amal) itu

☑Kedelapan: Kemudian setelah itu adalah penimbangan (al-Miizaan), sehingga ditimbanglah hal-hal seperti yang telah kami sebutkan

☑Kesembilan: Kemudian setelah al-Miizaan
, manusia terbagi menjadi kelompok-kelompok dan azwaaj. Azwaaj artinya adalah sekumpulan orang-orang yang sama bentuknya (sifatnya, pent).

Ditegakkanlah bendera-bendera para Nabi: bendera Muhammad shollallahu alaihi wasallam, bendera Ibrahim, bendera Musa, dan seterusnya. Manusia bermacam-macam mengikuti bendera sesuai jenis mereka. Setiap bentuk bergabung dengan bentuk yang serupa dengannya.
Orang-orang dzhalim dan kaum kafir juga dikumpulkan bersama kelompoknya yang serupa. Sebagaimana firman Allah:

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ * مِنْ دُونِ اللَّهِ...

Kumpulkanlah orang-orang dzhalim dan teman yang sejawat (serupa, pent) dan sesembahan –sesembahan yang mereka sembah selain Allah (Q.S as-Shoffaat ayat 22-23)

Maksud teman sejawat adalah yang serupa bentuk dan tipe mereka. Ulama-nya kaum musyrikin dikumpulkan dengan Ulama-nya kaum musyrikin. Orang dzhalim dikumpulkan dengan orang dzhalim. Orang yang mengingkari hari kebangkitan dikumpulkan dengan orang yang mengingkari hari kebangkitan. Demikian seterusnya

☑Kesepuluh: Kemudian setelah itu Allah Azza Wa Jalla menimbulkan kegelapan sebelum Jahannam wal Iyaadzu billaah sehingga manusia pun berjalan sesuai cahaya yang diberikan kepada mereka. Maka umat ini pun berjalan dan di dalamnya masih terdapat kaum munafik. Kemudian ketika mereka berjalan dengan cahaya mereka, dibuatlah pagar (pemisah) yang sudah dikenal:

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ * يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى

Kemudian diadakan di antara mereka pagar (pemisah) yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya terdapat rahmat dan di sebelah luarnya terdapat adzab. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (kaum beriman): Bukankah kami dulu bersama kalian? Kaum beriman berkata: Ya.(Q.S al-Hadid ayat 13-14)

Kemudian Allah Azza Wa Jalla memberikan cahaya kepada kaum beriman, sehingga mereka bisa melihat jalan (menuju) as-Shirath. Adapun orang-orang munafik, tidak diberi cahaya. Bahkan mereka menjadi bersama kaum kafir kebingungan di anNaar. Mereka berjalan sedangkan di depannya terdapat Jahannam. Wal iyaadzu billah (semoga Allah melindungi kita dari hal itu)

☑Kesebelas: Kemudian datanglah Nabi shollallahu alaihi wasallam pertama kali dan berada di atas (seberang, pent) as-Shirath, meminta kepada Allah Azza Wa Jalla untuk beliau dan umat beliau dengan berkata: Ya Allah, selamatkanlah. Ya Allah selamatkanlah. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam dan umatnya menyeberangi as-Shirath. Masing-masing melintasinya sesuai kadar amalannya. Mereka mendapatkan cahaya juga sesuai kadar amalannya. Maka bisa melintasinya orang-orang yang Allah Azza Wa Jalla mengampuninya dan ada yang berjatuhan ke anNaar, (bahkan terdapat) orang yang mentauhidkan Allah yang Allah adzab sesuai dengan kehendak-Nya (karena dosanya, pent).
Kemudian jika mereka telah melewati anNaar, mereka berkumpul di pelataran Surga yaitu di halaman yang telah Allah Azza Wa Jalla sediakan untuk melaksanakan qishash antar orang-orang yang beriman dan menghilangkan perasaan dendam (antar mereka) sehingga mereka masuk Surga tanpa ada perasaan dendam (sedikit pun, pent).

☑Keduabelas: Kemudian masuk Surga pada giliran awal, setelah Nabi shollallahu alaihi wasallam: kaum faqir Muhajirin, kaum faqir Anshar kemudian kaum faqir (yang lain) pada umat ini. Orang-orang kaya diakhirkan (masuk Surga) karena mereka masih mengalami hisab antara mereka dengan para makhluk dan karena (kesibukan menghadapi) perhitungan mereka terhadap hal itu.
(Demikianlah) hingga akhir kejadian yang disebutkan dalam al-Quran al-Adzhiim..

(Ithaafus Saa-il bimaa fit Thohaawiyyah minal Masaa-il karya Sholih bin Abdil Aziz Aalisy Syaikh (38/4))

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Sumber : 1001 kisah Islami G+

Apa Itu Ikhlas ?

IKHLAS

Sesuatu yang sulit namun harus kita lakukan di dalam kehidupan dan penghidupan di dunia ini adalah IKHLAS.

Ikhlas itu…
Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.

Ikhlas itu…
Ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.

Ikhlas itu…
Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu…
Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Ikhlas itu…
Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.

Ikhlas itu…
Ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisi mu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu...
Ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.

Ikhlas itu…
Ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu enggan bekerja.

Ikhlas itu…
Ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika tertinggal mendorongmu mempercepat kecepatan.

Ikhlas itu…
Ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.

Ikhlas itu…
Ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, dan ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta dan data.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: (Artinya) "Dan mereka tidak diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. 98: 5)......

Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

Sumber: line account Muslim Terbaik

5 Ayat Motivasi

Assalamualaikum wr wb.
Dibawah ini saya membagikan 5 AYAT MOTIVASI.  Semoga termotivasi dari kelima ayat di bawah ini!

1. Kita bisa berubah, jika kita mau mengubah diri kita
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”
(QS. Ar-Ra’d:11). .
2. Ada kebaikan di balik yang tidak kita sukai
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui,“
(QS. Al-Baqarah: 216). .
3. Kita pasti sanggup
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,”
(QS. Al-Baqarah: 286)
.
4. Ada kemudahan bersama kesulitan
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,”*
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
.
5. Takwa dan tawakallah
“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya,” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).......

Silahkan KLIK&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

Sumber : line account Muslim Terbaik

Wednesday, 14 September 2016

Al-Qur’an Obat dan Penawar Hati yang Sakit

PENYAKIT pastilah harus diobati, secara alami atau kima, bilamana tubuh ini terserserang sakit. Setiap penyakit pastilah memiliki gejala yang berbeda, begutu pula dengan obat dan cara penyembuhan. Lain penyakit, lain obat. Jika itu penyakit yang dialami tubuh.

Bagaimana dengan penyakit yang sulit dilihat, akan tetapi terasa dampak negatifnya? Semisal penyakit hati. Ya, tak semua orang mampu menditeksi penyakit yang satu ini. Lantas, apakah sama dengan obat penyakit pada luar (tubuh). Tentu saja berbeda.

Allah SWT befirman,

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalan dada,” (QS Yunus: 57).

“Dan Kami turunkan dan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman,” (QS Al-Israa’: 82).

Lantas, apa sajakah penyakit hati itu? Penyakit-penyakit hati itu berupa syubhat dan syahwat.
Al-Qur’an adalah obat dari kedua macam penyakit itu. Di dalamnya terdapat keterangan dan dalil yang menjelaskan tentang kebenaran dan kebatilan. Karena itu menjadi hilanglah penyakit-penyakit syubhat yang merusak ilmu, pandangan dan pengetahuan, kemudian menjadi tampaklah segala sesuatu sesuai dengan hakikatnya.

Tidak ada suatu kitab pun di bawah kolong langit ini yang mengandung dalil-dalil dan ayat-ayat terhadap berbagai persoalan yang tinggi seperti tauhid, penetapan sifat-sifat Allah, penetapan Hari Kiamat dan kenabian serta penolakan berbagai kepercayaan batil dan pendapat-pendapat yang rusak selain Al-Qur’an.

Al-Qur’an mengandung semuanya itu secara sempurna dan sangat baik dari segala sisi, paling dekat kepada pemahaman akal dan paling fasih dalam penjelasannya. Karena itu, tepatlah dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah obat yang sesungguhnya dari berbagai penyakit syubhat dan keraguan.

Tetapi itu semua tergantung pada pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an serta pengetahuannya terhadap maksud daripadanya. Karena itu, siapa yang dianugerahi Allah dengannya, niscaya dia bisa melihat kebenaran dan kebatilan secara nyata dengan hatinya, seperti ia melihat terhadap siang dan malam.

Dan ia akan mengetahui bahwa kitab-kitab selain daripadanya yang merupakan hasil karya manusia, pandangan serta pemikiran mereka hanyalah mengandung antara ilmu-ilmu yang tidak terpercaya sepenuhnya –ia tidak lebih dari sekedar pandangan dan taklid— antara dugaan-dugaan dusta yang tidak bermanfaat sama sekali bagi kebenaran, atau mengandung antara suatu kebenaran tetapi tidak bermanfaat bagi hati, antara ilmu-ilmu yang lurus tetapi sangat sulit didapatkan dan terlalu panjang untuk diperbincangkan dan ditetapkan, dengan manfaatnya yang sedikit. Maka ia seumpama,

“Daging unta yang kurus, yang berada di atas puncak gunung yang terjal dan sulit, tidak mudah sehingga bisa dipanjat, tidak pula gemuk sehingga perlu dipindahkan.”

Dan sebaik-baik apa yang dimiliki oleh para ahli filsafat dan lainnya maka sesungguhnya di dalam Al-Qur’an ada yang lebih fasih dan lebih baik penjelasannya. Apa yang mereka miliki hanyalah keruwetan, kepura-puraan dan sesuatu yang bertele-tele. Seperti diungkapkan dalam bait syair,

“Andai bukan karena persaingan di dunia, niscaya tidak dikarang buku-buku perdebatan, tidak Al-Mughni tidak pula Al-‘Umud. Mereka mengaku menguraikan keruwetan, padahal apa yang mereka karang itu menambah keruwetan.”

Semoga renungan ini bermanfaat..

Sumber : line account Muslim Terbaik

Ketika Allah SWT hadirkan kita hidup di masa ini

Diantara Milyaran bahkan angkanya yang pasti tak pernah kita tahu berapa manusia yang telah menjejakkan kakinya di dunia ini, Kenapa Allah SWT hadirkan kita hidup di hari ini?
Allah SWT tak akan pernah salah memilih jasad bagi setiap ruh, yang di mana masing-masingnya punya tugas. Tugas untuk taat, tugas untuk memilih mau hidup seperti apa, penuh maksiat, atau menjalankan syariat.
Ketika Allah SWT, pilihkan kita hidup hari ini, Ia titipkan jasad kita dalam rahim ibu tercinta. Dia pun memilih rahim yang tepat untuk jasad ini.
Masya Allah, manusia mana yang mampu memperkirakan ini. Bahkan dirinya yang seringkali angkuh sekali pun, tak mampu menaruh ruhnya pada jasad yang dikehendakinya. Itulah Rabb, ada misteri ia hadirkan dalam hidup ini.
Semua misteri itu akan tersibak, jika kita bersimpuh kepada Allah SWT. Bersimpuh dia henti, mencari jawaban hidup hingga mati menjelang, dengan kesantunan, dengan keteraturan dalam ketaatan.

Maka, melangkahlah dengan menggenggam kebenaran islam, Ciptakan setiap moment begitu berharga, hingga kita menyadari kenapa Allah SWT hadirkan kita hidup di masa sekarang. Ukirlah keindahan bukan mengukir kehancuran. Ukirlah goresan gemilang peradaban islam, hingga kita merasa tiada rugi hadir ini masa.

Like & Share untuk saling mengingatkan sahabat kita..

Kutipan Untuk Para Generasi Muda

Anak muda.
Nanti ada saatnya kita merasa tak lagi muda. Lalu kita mengingati Surat cinta dari-Nya yang mana saja yang telah kita hafal, penyelamat dunia akhiratmu.
Pada saat itu mungkin ingatan kita tak lagi seperti saat ini, seperti saat kita dengan lancarnya menghafal lirik lagu dalam sehari, dua hari. Atau mungkin mata kita tak lagi mampu membaca Kalam-Nya karena termakan usia.
Padahal saat ini kita bisa dengan mudahnya menonton tv berjam-jam tanpa lelah.
Mari sejenak kita lihat mereka, sahabat. Mereka
yang telah keriput semua kulitnya, yang susah berjalan tanpa tongkatnya, dan yang susah membaca tanpa kacamatanya. Namun lihatlah semangatnya menyala-nyala tak peduli rintangan apa yang dihadapinya.
Demi menghafal huruf per huruf, ayat per ayat dan surah per surah.
Mereka berkeyakinan tak ada kata terlambat atau aku ingin didatangi Izrail ketika aku sedang asyik menghafal Al-Quran sebagai bekal ke alam yang kekal.
Kalau saja kita bisa sedikit mengintip pikirannya, mungkin akan kita dapati. Andai saja kita memulainya di masa muda, disaat tubuh berada pada kondisi sempurna. Ah, tapi apa daya itu semua tinggallah masa lalu yang tidak bisa terulangi.
Anak muda ingatlah kekasih kita,
Rasulullah Muhammad SAW, bersabda :
"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang." (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Sekaranglah waktu yang tepat untuk mempersiapkan segalanya. Jangan ada kata "Nanti" apalagi "Berhenti." Agar tercukupi bekal menuju nikmat tiada tara yang telah dijanjikan-Nya. Agar tidak ada penyesalan saat masa tua menghampiri. Agar jiwa lebih siap saat disapa oleh kata "Mati".
Maka, apa lagi yang kita tunggu?
Like & Share untuk saling mengingatkan sahabat kita..
Sumber: line account musim terbaik

10 SUNNAH NABI SAW UNTUK MENGHIDUPKAN KEBIASAAN PRODUKTIF SEORANG MUSLIM


Sebagai peringatan untuk diri saya sendiri, juga sebagai buah tangan buat sahabat sekalian - mari kita laksanakan 10 Sunnah Nabi yang Hebat ini.

1. Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. Insya Allah doa mudah termakbul dan kita semakin dekat dengan Allah

2.Membaca Al-Qur’an setiap hari. Sesibuk apapun kita, bacalah walau beberapa ayat

3. Dzikir setelah sholat. Ini yang dicontohkan Nabi. Subhanallah Walhamdulillah Walaa ilaa haillallah Allahu Akbar.

4. Menjaga Shalat Sunnah Rawatib. Ganjarannya dibangunkan rumah di surga. (HR. Muslim no. 728)

5. Dzikir Pagi dan Petang. “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” QS. Al Araf:205

6.Jangan tinggalkan masjid. Karena surga ganjarannya bagi pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid. Al Hadits

7. Menjaga sholat dhuha, karena salah satu kunci rezeki terletak pada sholat dhuha.

8. Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Insya Allah, Allah membalas dengan berlipat ganda

9. Menjaga wudhu, karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu.

10. Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Sumber: line account Muslim terbaik

Tuesday, 13 September 2016

Kisah Ali Bin Abi Thalib Bersedekah Buah Delima

Dikisahkan Suatu Hari Ali bin abi thalib pergi ke pasar membeli buah delima untuk Istrinya Fatimah binti Rasulullah SAW yg Saat itu sedang sakit & ingin makan Buah Delima, Karna Hidup dalam kesederhanaan saat itu Ali Cuma bisa membeli 1 buah delima. Di tengah perjalanan ia melihat seseorang tergeletak sakit di pinggir jalan.Ali pun menghampirinya."Hai orang tua, apa yg diinginkan hatimu?" tanya Ali. "Wahai Ali, sudah 5 hari aku tergeletak sakit di tempat ini, namun tak ada yg peduli, padahal hatiku ingin sekali makan buah delima," jawab orang sakit itu. Ali pun terdiam sambil berkata dalam hati."Buah delima yg hanya sebiji ini sengaja aku beli untuk istriku.jika aku berikan, pasti Fatimah akan sedih. Ali lantas teringat akan ayat Allah SWT, "Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya."(QS. Ad Dhuha:10).
Kemudian Ali memutuskan untuk membelah buah delima itu menjadi 2 bagian. Setengah untuk istrinya & setengah lagi untuk orang sakit itu.Sesampainya di rumah, ia menceritakan peristiwa itu kepada istrinya. Fatimah lalu merangkul serta mendekap suaminya.
"Demi Allah yg Maha Perkasa & Maha Agung, ketika engkau berikan buah delima kepada orang tua itu, maka puaslah hatiku & lenyaplah keinginanku pada buah delima itu," kata Fatimah. & tak lama kemudian, datanglah seorang tamu yg mana itu adalah Salman Al Farisi," Ali melihat Salman membawa sebuah nampan tertutup & diletakkan di depan Ali. Dari manakah nampan ini, wahai Salamn?" tanya Ali. "Dari Allah SWT untukmu melalui perantara Rasulullah SAW," jawab Salman. Setelah penutup nampan dibuka, terlihat ada 9 biji buah delima. Tetapi Ali langsung berkata."Hai Salman, jika ini memang untukku, pasti jumlahnya 10".
Kemudian Ali membacakan firman Allah SWT, "Barang siapa berbuat satu amal kebaikan, maka pasti baginya sepuluh kali lipat amalnya (balasnya)."(QS. Al An'am).
Salman pun langsung tertawa sambil mengembalikan sebiji delima yg masih di tangannya. Wahai Ali, Demi Allah SWT, sandiwaraku ini hanya sekedar menguji sejauh mana keyakinanmu terhadap firman Allah yg engkau bacakan tadi," ucap Salman yg lantas mohon izin pulang.

Kisah Islami Sebagai Pengingat

Setetes madu jatuh di atas tanah
🐜Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya
madu tersebut.

🐜Hmmm... manis.
Lalu dia beranjak hendak pergi.

🐜Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya.
Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu
barulah dia akan pergi.

🐜Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi
madu dari pinggir tetesannya.

🐜Dia pikir,
kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar
bisa menikmati manisnya,
lagi dan lagi.

🐜Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu.
🐜Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu,
kakinya lengket dengan tanah.
🐜Dan...
Tentu saja tak bisa bergerak.

🐜Malang nian, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya.
Mati dalam kubangan setetes madu.
Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia,
sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab :
ﻣﺎ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺇﻻ ﻗﻄﺮﺓ ﻋﺴﻞ ﻛﺒﻴﺮﺓ
ﻓﻤﻦ ﺍﻛﺘﻔﻰ ﺑﺎﺭﺗﺸﺎﻑ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ﻣﻦ
ﻋﺴﻠﻬﺎ ﻧﺠﺎ
ﻭﻣﻦ ﻏﺮﻕ ﻓﻲ ﺑﺤﺮ ﻋﺴﻠﻬﺎ
"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes
besar dari madu. Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat. Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."
----------------------------------
Kutipan mendalam seorang kawan, kami amat yakin semua membutuhkan pengingat ini.

Sumber : 1001 kisah Islami G+

AGAMA ISLAM INI TELAH SEMPURNA

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib

Allah subhanahuwata’ala menurunkan agama Islam dalam keadaan telah sempurna. Ia tidak membutuhkan penambahan ataupun pengurangan. Namun toh, banyak manusia menciptakan amalan-amalan baru yang disandarkan pada agama hanya karena kebanyakan dari mereka menganggap baik perbuatan tersebut.

Perjalanan agama Islam yang telah mencapai rentang waktu 14 abad lebih, sedikit banyak memberikan pengaruh bagi para penganutnya. Sebagian besar di antara mereka menjalankan agama ini hanya sebatas seperti apa yang dilakukan para orang tuanya. Yang lebih parah, tidak sedikit pula yang menjalankan agama ini dalam kungkungan kelompok-kelompok sesat seperti Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, Sufi, dan sebagainya. Sementara yang menjalankan agama ini di atas pemahaman yang sahih jumlahnya amatlah sedikit.

Seperti inilah kondisi umat Islam. As-Sunnah (ajaran Nabi shalallahu’alaihi wa sallam) sudah semakin asing sementara bid’ah kian berkembang. Banyak orang menganggap As-Sunnah sebagai bid’ah dan menganggap bid’ah sebagai As-Sunnah. Syi’ar-syi’ar bid’ah dengan mudahnya dijumpai di sekeliling kita, sebaliknya syi’ar-syi’ar As-Sunnah bagaikan barang langka. Bid’ah secara bahasa artinya adalah mengadakan sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Dari sini, maka pengertian firman Allah subhanahuwata’ala:

“Allah Pencipta langit dan bumi.” (al-Baqarah: 117)

Maknanya adalah yang mengadakan keduanya tanpa ada contoh sebelumnya. (al-I’tisham, 1/49)

Dan firman Allah subhanahuwata’ala:

“Katakanlah, ‘Aku bukanlah rasul yang pertama dari rasul-rasul’.” (al-Ahqaf: 9)

Maksudnya, aku bukanlah orang pertama yang membawa risalah ini dari Allah subhanahuwata’ala kepada hamba-hamba-Nya, (akan tetapi) telah datang rasul-rasul sebelumku. Dari sini dapat dikatakan bahwa seseorang (dikatakan) berbuat bid’ah artinya dia membuat suatu metode baru yang belum pernah ada contoh sebelumnya. Dari pengertian ini pula, maka sesuatu yang baru yang diada-adakan dalam agama juga dinamakan bid’ah.

Maka dari keterangan ini, dapat disimpulkan bahwa bid’ah adalah suatu cara atau jalan yang baru yang diada-adakan di dalam agama, yang menyerupai syariat dan tujuannya adalah menunjukkan sikap berlebihan dalam beribadah kepada Allah subhanahuwata’ala. (al-I’tisham, 1/49—51)

Jenis-Jenis Bid’ah

Al-Imam asy-Syathibi rahimahullah menyebutkan pembagian bid’ah ini menjadi dua, yaitu bid’ah haqiqiyyah dan bid’ah idhafiyyah.

Bid’ah haqiqiyyah adalah bid’ah yang tidak ada dalil syariat yang menunjukkannya sama sekali, secara global maupun terperinci, tidak dari Al-Qur’an, As-Sunnah, ataupun Ijma’ (kesepakatan ulama).Bid’ah idhafiyyah adalah bid’ah yang mengandung dua keadaan. Salah satunya, dalam hal amalan itu termasuk yang disyariatkan, akan tetapi si pembuat bid’ah menyusupkan suatu perkara dari diri mereka kemudian mengubah asal pensyariatannya dengan pengamalannya ini. Kebanyakan bid’ah yang terjadi adalah dari jenis ini.

Sebagai contoh adalah zikir secara berjamaah dengan irama (suara) yang bersamaan. Pada asalnya zikir adalah amalan yang disyariatkan, akan tetapi dengan bentuk atau cara yang seperti ini tidak pernah sama sekali dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, maka ini dikatakan bid’ah.

Begitu pula bid’ah perayaan Maulid Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Pada hakikatnya, mencintai Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah wajib bagi setiap muslim dan tidak sempurna keimanannya sehingga dia menjadikan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam orang yang paling dicintainya, lebih dari dirinya sendiri, anak-anaknya, ibu bapaknya, atau bahkan seluruh manusia. Namun semua itu dibuktikan dengan menaatinya, melaksanakan segala perintahnya, menjauhi larangannya, serta membenarkan seluruh berita yang disampaikannya. Dan sesungguhnya beliau shalallahu’alaihi wa sallam telah melarang umatnya dari kebid’ahan.

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةُ

“Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara baru yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah sesat.” (Sahih, HR. Abu Dawud dan lainnya, dari al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahuanhu)

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa mengerjakan satu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahuanha)

Tidak ada satu riwayat pun yang menyebutkan bahwa para al-Khulafa ar-Rasyidin, sahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam yang lain, ataupun ulama-ulama Ahlus Sunnah yang menjadi panutan, mengamalkan perayaan maulid ini. Bahkan sesungguhnya bid’ah maulid ini pertama kali dilakukan oleh sebagian orang dari dinasti Fathimiyyin al-’Ubaidiyyin dari golongan sesat Syiah yang mengaku-aku bahwa mereka adalah keturunan Fathimah radhiyallahuanha bintu Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.

Ada pula yang membagi bid’ah ini berdasarkan akibatnya, yaitu menyebabkan seseorang menjadi kafir, keluar dari Islam dan bid’ah yang tidak menyebabkan pelakunya kafir. Adapun bid’ah yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam adalah mengingkari perkara agama yang dharuri (perkara yang sangat prinsip dan sangat penting untuk diketahui dalam Islam) yang telah diketahui dan disepakati oleh kaum muslimin serta mutawatir menurut syariat Islam.

Misalnya menentang hal-hal yang telah dinyatakan wajib oleh syariat (shalat, puasa, dan lain-lain), menghalalkan apa yang diharamkan atau sebaliknya, atau mempunyai keyakinan tentang suatu perkara yang Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya shalallahu’alaihi wa sallam serta kitab-Nya bersih dari perkara tersebut.

Bid’ah yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam adalah bid’ah yang tidak menimbulkan pendustaan (pengingkaran) terhadap Al-Qur’an atau sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam. Seperti yang pernah terjadi di masa kekuasaan Bani ‘Umayyah, misalnya menunda shalat dari waktu yang seharusnya dan mendahulukan khutbah dari shalat ‘ied. Hal ini ditentang oleh para sahabat yang masih hidup ketika itu, namun mereka tidak mengafirkan para penguasa yang ada ketika itu, bahkan tidak menarik bai’at (sumpah setia) mereka dari para penguasa itu.

Larangan Berbuat Bid’ah

Dari keterangan tentang pengertian dan bentuk-bentuk bid’ah ini, maka tidak samar lagi bahwa perbuatan bid’ah adalah sangat tercela dan mengikutinya berarti menyimpang dari ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus).

Adapun larangan berbuat bid’ah senantiasa erat kaitannya dengan perintah mengikuti Sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan jamaah (bersatu), baik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits sahih serta atsar (ucapan) para ulama salaf (baik dari kalangan sahabat, tabi’in, maupun tabi’ut tabi’in).

Allah subhanahuwata’ala berfirman:

“Dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah-belah! Dan ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika kalian dalam keadaan saling bermusuhan lalu Dia mempersatukan hati-hati kalian, sehingga akhirnya kalian menjadi bersaudara. Dan (ingatlah) ketika kalian di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan kepada kalian ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk.” (Ali ‘Imran: 103)

Dan firman Allah subhanahuwata’ala:

“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali selain Allah, sedikit sekali dari kalian yang mau mengambil pelajaran.”(al-A’raf: 3)

“Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian (betul-betul) mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)

“Kalau kalian menaatinya (Nabi Muhammad) niscaya kalian akan mendapat petunjuk.” (an-Nur: 54)

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah (Muhammad) suri teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan (pahala) hari akhirat, serta banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)

“Dan apa yang dibawa oleh Rasul itu kepada kalian maka ambillah dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah!” (al-Hasyr: 7)

“Maka tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (al-Ahzab: 36)

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidaklah beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisa’: 65)

Dan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:

أُوصِيْكُم بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُم فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُم بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالَّنوَاجِذِ وَإِياَّكُم وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُورِ فإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Saya wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah subhanahuwata’ala, mendengar dan menaati (penguasa) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak belian. Dan sesungguhnya barang siapa di antara kalian yang (masih) hidup sepeninggalku, niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnah (jalan atau cara hidup)ku dan sunnah para al-Khulafa ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk, serta gigitlah dia dengan geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara baru yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah sesat.” (Sahih, HR. Abu Dawud dan lainnya, dari al’Irbadh bin Sariyah radhiyallahuanhu)

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ n وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Kemudian daripada itu. Maka sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam. Dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan. Maka sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah sesat.” (Sahih, HR. Muslim dari Jabir radhiyallahuanhu)”

Abdullah bin ‘Ukaim radhiyallahuanhu menyebutkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahuanhu pernah mengatakan, “Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah firman Allah subhanahuwata’ala. Dan sesungguhnya sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam. Dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan. Ingatlah bahwa semua yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap kebid’ahan adalah sesat, dan kesesatan itu (tempatnya) di neraka.” (al-Lalikai, 1/84)

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahuanhu menyebutkan, “Ikutilah dan janganlah berbuat bid’ah. Sungguh kamu sekalian telah diberi kecukupan (dalam agama kalian). Dan setiap kebid’ahan adalah sesat.” (al-Ibanah 1/327—328, al-Lalikai 1/86)

Abdullah bin ‘Umar radhiyallahuanhu mengatakan, “Semua bid’ah itu adalah sesat meskipun orang menganggapnya baik.” (al-Ibanah 1/339, al-Lalikai 1/92) Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah mengatakan, “Barang siapa yang berbuat satu kebid’ahan di dalam Islam dan dia menganggapnya baik, berarti dia telah menuduh Rasulullah Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam telah mengkhianati risalah. Karena Allah subhanahuwata’ala telah menyatakan:

‘Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.’ (al-Maidah: 3)

Maka apa pun yang ketika itu (di zaman Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya) bukanlah sebagai ajaran Islam, maka pada hari ini juga bukan sebagai ajaran Islam.”

Al-Imam asy-Syaukani rahimahullah menyebutkan, “Sesungguhnya apabila Allah subhanahuwata’ala menyatakan Dia telah menyempurnakan agama-Nya sebelum mencabut ruh Nabi-Nya shalallahu’alaihi wa sallam, maka apa gunanya lagi segala pemikiran atau pendapat yang diada-adakan oleh pemiliknya sesudah Allah subhanahuwata’ala menyempurnakan agama-Nya ini?!

Kalau pendapat mereka itu merupakan bagian dari agama ini menurut keyakinan mereka, itu artinya mereka menganggap bahwa agama ini belum sempurna kecuali setelah dilengkapi dengan pemikiran mereka. Hal ini berarti penentangan terhadap Al-Qur’an. Dan seandainya pemikiran tersebut bukan dari agama, maka apa gunanya mereka menyibukkan diri dengan sesuatu yang bukan dari ajaran agama (Islam)?!

(Ayat) ini adalah hujjah yang tegas dan dalil yang pasti. Tidak mungkin mereka membantahnya sama sekali selama-lamanya. Maka dari itu, jadikanlah ayat yang mulia ini sebagai senjata pertama yang dipukulkan ke muka ahlul bid’ah untuk mematahkan segala hujjah mereka.”

[al-Qaulul Mufid hlm. 38, dinukil dari al-Luma’]

Wallahu a’lam.

Sumber: Majalah Asy Syariah
 
Copyright © 2014 Fatih Firdaus. Designed by OddThemes