New Post

Advertisement

Sunday, 2 October 2016

KHAWATIR AKAN DOSA MESKI SEDIKIT

Baca Juga

Herannya, di negeri ini, orang melakukan tindakan amoral masih bisa cengengesan (ketawa-ketiwi), di depan publik.

Namun beginilah realitas dan potret nyata kehidupan sebagian masyarakat Indonesia yang tengah mengalami krisis moral, krisis malu ini.

Buahnya, mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa ada rasa cemas sedikit pun. Maka benar lah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah yang dirwayatkan oleh Bukhari, “Idza lam tahtahyi fashna’ maa Syi’ta”.

"Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu" (HR. Bukhari)

Sejatinya, tertutubnya suatu aib seseorang dari pengetahuan khalayak umum, merupakan ‘kebaikkan’ Allah yang dianugerahkan kepadanya.

Sekali pun dia telah melakukan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah, namun Dia tetap mengasihinya dengan cara mentabiri keburukkan yang telah ia perbuat.

Dengan demikian, seharusnya orang tersebut ‘bersyukur’ karena aibnya tidak terbongkar, bukan justru sebaliknya, membuka tabir yang telah tertutup rapat-rapat.

Dan yang lebi celaka lagi, tidak sedikit orang justru bangga dengan menyebarluaskan keburukkannya tersebut 

Saudaraku, walaupun setiap muslim akan mendapatkan ampunan dari Allah selama dia menjauhi kesyirikan, tapi ada satu golongan manusia yang dikecualikan dari mendapat ampunan Allah. Siapa mereka?

Mereka adalah orang-orang yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis berikut ini,

عن سالم بن عبد اللّه قال: سمعت أبا هريرة يقول سمعت رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم- يقول: كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه

Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.”

Hakikat rasa malu itu adalah sebuah akhlak yang memotivasi diri untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan membentengi diri dari kecerobohan dalam memberikan hak kepada yang berhak menerimanya.

Seorang muslimah akan menjauhkan dirinya dari larangan Allah dan selalu menaati Allah disebabkan rasa malunya kepada Allah yang telah memberikan kebaikan padanya yang tidak terhitung.

Oleh : Kontributor Anonim untuk BERDAKWAH.NET ��

BERDAKWAH @ LINE

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Fatih Firdaus. Designed by OddThemes